Thursday, 15 October 2015

Yuniana Oktoviati, Berbagi Kebaikan dengan Mendirikan Warung Shodaqoh

DI sekeliling kita, masih ada pahlawan lokal atau local heroes yang patut kita tiru dan menjadi inspirasi buat semua orang bahkan dunia. DW (Deutsch Welle) kantor berita dan TV Asia yang ada di Jerman, belum lama ini telah memperkenalkan program terbaru acara mereka dengan tema “Local Heroes” tepatnya tayang mulai 22 Juni 2015.

Tayangan Local Heroes ini menceritakan pahlawan-pahlawan lokal tidak hanya di Jerman tapi di seluruh dunia yang patut diangkat dan dijadikan seseorang yang sangat berjasa. Contohnya seorang yang sangat berjasa dalam hal pendidikan. Seorang guru di tempat terpencil dan terisolasi yang berjuang keras melawan kebodohan, pemadam kebakaran yang berjuang memadamkan api dan bertaruh jiwa raga, tentara yang berjuang untuk negara dan rela berkorban jiwa dan raga pula atau seorang sekelompok demonstran yang memperjuangkan hak-hak rakyat miskin dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.


Mengangkat slogan atau tagline “made for minds” tentu bukan tanpa alasan. Slogan yang memiliki makna dan filosofi dalam tersebut kurang lebih jika diartikan memiliki arti “dibuat untuk pikiran” yang sesuai dengan Misi-Visi DW. Mengutip sedikit dari situs resminya pengertian made for mind kurang lebih seperti ini.

Slogan baru yang memberikan pesan menyeluruh dan jelas untuk DW persembahkan. Sebuah janji untuk DW, beberapa kata yang menarik dan relevan. Ungkapan ini dimaksudkan untuk segera membangkitkan rasa ingin tahu, sekaligus meyakinkan khalayak bahwa sasaran yang DW cari adalah tepat. Dengan rasa percaya diri, selanjutnya slogan tersebut berfungsi sebagai pembeda antara DW dengan pesaing internasional lainnya.

Sebuah slogan yang berasal dari pemahaman DW tentang Misi jurnalistik sesungguhnya. Sebagai penyedia media informasi global yang berbasis di Jerman dengan kompetensi regional yang kuat. DW singkatan berani dan kualitas jurnalisme - dengan rasa ingin tahu, keterbukaan dan orientasi yang jelas. Nilai-nilai perusahaan media secara langsung, pada pelaporan adegan yang disajikan dalam dialog global dengan penggunanya. Tujuannya adalah memberikan informasi gratis untuk dunia yang terbuka. DW juga mencoba untuk menempatkan penggunanya dalam posisi untuk menarik kesimpulan mereka sendiri dengan menggunakan informasi independen dan untuk terlibat secara aktif dan bebas dalam proses sosial dan politik.

Tayangan Local Heroes dari DW bisa disaksikan langsung melalui TV kabel berlangganan yang disediakan oleh MyRepublic. Apa itu MyRepublic? Perusahaan penyedia layanan internet provider (fiber-optic) bersekala multinasional yang sudah memiliki layanan di beberapa negara termasuk Singapura, New Zealand dan saat ini di Indonesia.

Ada dua layanan utama. Pertama, Layanan internet hingga 300 Mbps, Ultra Fast Fiber Broadband. Dan ke-dua, Layanan TV kabel interaktif yang menghadirkan lebih dari 80 saluran SD (Standard Definition) dan HD (High Definition) termasuk tayangan WD Local Heroes di dalamnya.

Berbicara tentang Local Heroes, saya jadi teringat seorang wanita cantik dan enerjik dengan kebaikannya mendirikan warung shodaqoh. Kesuksesan yang sudah diperoleh Yuniana Octoviati (34) sebagai pengusaha muda bidang batu alam ternama di kota Jogja, tak lantas membuat dirinya lupa dan menutup mata terhadap masyarakat sekitar khususnya mereka fakir miskin dan kaum dhuafa.

Yuniana Octoviati atau yang akrab disapa dengan Tovie, pendiri warung shodaqoh, sebenarnya sudah lama ingin mewujudkan keinginan berbaginya. Niat baik dan tulus Tovie terlaksana pada bulan September 2014 dengan mendirikan warung shodaqoh di Jalan Gedongkuning No. 126 B Yogyakarta, tepat di depan rumah atau tempat Tovie usaha. Dirinya mengaku jujur, warung shodaqoh terinspirasi dari warung shodaqoh yang sebelumnya ada di Pekalongan melalui laman Facebook salah satu sahabat baiknya yang menandai Tovie kala itu.
Yuniana Octoviati (Tovie), Pendiri Warung Shodaqoh

Hingga saat ini, memasuki satu tahun sejak berdirinya warung shodaqoh sudah puluhan ribu nasi bungkus yang sudah dibagikan Tovie secara gratis. Bahkan semakin berkembang dengan membuka cabang di kota-kota lainnya. Setidaknya sekarang sudah ada lima cabang warung shodaqoh. Tiga cabang berada di kota Jogja asalnya, termasuk satu di antaranya berlokasi di depan rumah atau tempat usahanya sendiri di Jalan Gedongkuning No. 126 B Yogyakarta, lainnya berlokasi di titik nol kilometer Jogja dan di Jalan HOS Cokroaminoto Jogja. Cabang ke-empat dan ke-lima berada di Cawang, Jakarta dan Bekasi. Dalam waktu dekat juga rencannya akan buka di Surabaya. Semoga.

Apa yang sudah dilakukan oleh Tovie dan rekan-rekannya patut disambut bahagia. Di tengah krisis ekonomi dan hidup yang serba sulit seperti sekarang ini, masih ada orang dermawan, perduli dan berbaik hati. Dirinya mengaku senang bisa shodaqoh meskipun hanya satu minggu sekali yang penting bisa berkelanjutan terus. Warung shodaqoh hanya buka satu minggu sekali setiap hari Jum’at mulai pukul 11.00-13.00 WIB. Sesuai dengan spanduk depan warung berwarna putih bertuliskan merah “BISMILLAHIRROHMANIRROHIM. WARUNG SHODAQOH. KHUSUS FAKIR MISKIN & KAUM DHUAFA GRATIS..!! INSYA ALLAH SETIAP JUM'AT, JAM 11-13 SIANG.

Hari Jum’at adalah hari yang paling baik menurut agama Islam. Hari yang penuh dengan berkah meskipun semua hari sama baik tapi yang terbaik tentu hari Jum’at. Sama halnya dengan bulan, semua bulan hakikatnya baik namun yang terbaik tentu bulan puasa atau bulan suci Ramadhan. Alasan inilah yang kemudian mendasari Tovie memilih hari Jum’at untuk membuka warung shodaqoh di semua cabang.

Meskipun diperuntukkan untuk fakir miskin dan kaum dhuafa, menurut Tovie warung shodaqoh terbuka buat siapa saja. Tapi memang diutamakan untuk fakir miskin dan kaum dhuafa. Jika kebetulan melewati warung shodaqoh, membutuhkan makan dan minum tapi tak ada uang bisa mampir ke warung shodaqoh. Hingga saat ini para pelanggannya banyak datang dari tukang becak, pemulung, anak jalanan dan tunawisma.

Menunya pun cukup variatif ada telur, lele, sop dan ayam bergantian lengkap dengan teh hangatnya setiap minggunya. Setiap hari Jum’at warung shodaqoh bisa melayani 150-200 porsi nasi bungkus. Setiap orang dibatasi maksimal membawa dua nasi bungkus tapi Tovie mengaku senang jika dimakan di tempat. Selain bisa silaturahmi, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman di warung shodaqoh. Pembatasan membawa dua bungkus nasi setiap orang tak lain agar pembagiannya bisa merata. Meskipun operasional hingga jam 13.00 WIB, satu jam sejak pertama buka saja biasanya sudah habis.
Warung Shodaqoh Pertama di Jalan Gedong Kuning, Jogja

Berbeda ketika kali pertama mendirikan warung shodaqoh, masih banyak orang yang belum percaya dan enggan untuk berkunjung hingga terkadang dirinya memanggil-manggil tukang becak yang kebetulan melewati warung shodaqoh. Tak jarang makanan yang tak habis terpaksa harus dibungkus dan dibagikan ke warga sekitar daripada mubazir dibuang.

Awal mendirikan warung shodaqoh, Tovie mengaku sumber dana semula milik pribadi. Baru setelah dikenal orang banyak sumber dana datang dari orang lain. Seperti cabang warung shodaqoh yang ada di Bekasi dan Cawang misalnya, itu yang mengelola dan sumber dananya dari pendiri yang ada di Bekasi dan Cawang. Sistem modelnya mirip-mirip ‘franchese’ tentu maksudnya dalam hal kebaikan.

Jadi tak ada unsur bisnis atau mencari untung di sini. Konsep dan model warung sama dengan yang ada di pusatnya kota Jogja. Tovie membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berbuat kebaikan seperti dirinya. Tovie tak mengambil untung sama sekali. Model ‘franchese’ di sini perlu dijelaskan, setidaknya sebagai gerakan warung shodaqoh seperti Tovie. Artinya sebaiknya yang akan membuka warung shodaqoh sebelumnya harus berkonsultasi menu apa saja yang harus disediakan. Termasuk atribut depan warung yang bertuliskan warung shodaqoh lengkap dengan keterangannya haruslah sama.

Menurut Tovie awal mula mendirikan warung shodaqoh tak seramai sekarang. Minggu ke-lima dan ke-enam pun masih sama, untuk mengajak agar warung shodaqoh ramai dirinya dibantu rekannya saat itu menyebar selebaran leaflet kecil di lampu-lampu merah untuk menarik orang agar mau datang ke warung shodaqoh. Setiap orang yang makan selalu Tovie berpesan, “ajak juga yang lain untuk makan di sini juga, yah.” Kenangnya saat itu. Hingga sekarang tak perlu sebar leaflet kecil warung shodaqoh sudah ramai dan dikenal banyak orang berkat banyak media baik cetak atau elektronik yang turut mempublikasikan pesan baik dari warung shodaqoh. Berikut tayangan warung shodaqoh yang pernah diliput oleh Metro TV.


Dari situ kemudian banyak donatur yang ingin berbagi melalui warung shodaqoh. Berkat para donatur yang berbaik hati itulah kini sudah berdiri sedikitnya lima cabang warung shodaqoh. Pengalaman menarik diceritakan oleh Tovie ketika dirinya berbelanja sayuran untuk menu masak warung shodaqoh, seorang penjual sayur tak ingin dibayar untuk sayurannya tersebut. Menurut si penjual sayur, biarlah menjadi amal melalui warung shodaqoh.

Jika dari pembaca berpendapat Tovie melakukan semua itu demi bisnis batu alamnya agar laris dan banyak pesanan maka saya katakan maaf Anda keliru! Sejak 13 tahun yang lalu bisnis batu alam Tovie atas nama CV. Yuka Stone Art sudah go internasional. 80%-90% pelanggannya datang dari luar negeri dan kini sukses merambah benua Eropa dan Amerika. Istri dari Kafrie yang sudah dikaruniai dua anak berparas cantik dan ganteng bernama Carens dan Carlito hingga kini usaha batu alamnya sudah memiliki 70 karyawan yang didominasi laki-laki selebihnya perempuan. Lebih-lebih setelah mendirikan warung shodaqoh. Janji Allah pun benar apa adanya sesuai dengan firmannya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah: 261)

4 comments:

  1. Wahhhh mulia sekali yaaaa.,,,, coba semua orang kayak dia yaaah.,,, gak bakal ada org fakir miskin yg kelaparan di indonesia

    ReplyDelete
  2. Bener banget, semoga dengan artikel ini kita buat gerakan warung shodaqoh di Indonesia. :)

    ReplyDelete
  3. Iya saya waktu itu pernah liat tayangannya di tv mas.. hati.kecil jadi terinspirasi "kelak saya harus mampu berbuat seperti itu''

    ReplyDelete
  4. Iya saya waktu itu pernah liat tayangannya di tv mas.. hati.kecil jadi terinspirasi "kelak saya harus mampu berbuat seperti itu''

    ReplyDelete

Terimakasih yah udah ngunjungi blogku ini. Maaf banget, komentar yang isinya iklan, link hidup, sara, pornografi dan spam bakalan aku hapus!


Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog