Tuesday, 15 August 2017

Kenal Kopi Lebih Dalam Lewat Acara Coffee Business Meeting

LAMPUNG itu surganya kopi bro! Kalau kamu ke Lampung, jangan heran banyak penduduknya yang berkebun kopi. Sepanjang jalan kita lihat di depan rumah penduduk banyak yang menjemur hasil panen kopi mereka. Terutama di Liwa, Lampung Barat, hampir semua warganya berkebun kopi. Dan biasanya, oleh-oleh khas Lampung itu ya kopi.

Aku dan Farichatul Jannah seneng banget ya pastinya bisa diajak ikutan acara ini. Selain sebagai blogger, tentunya juga sebagai couple vlogger 😀 Kita di Lampung kurang-lebih selama dua hari. Serangkaian acara ini namanya Coffee Business Meeting yang diinisiasi oleh Mitra Branding Communication, Lampung Segalow, AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia) Lampung, dan didukung penuh sama Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung.

Biji Kopi Merah Robusta

Kesan pertama pas pesawat kita landing di Bandar Udara Radin Inten II, kita semua terkejut dan kaget loh. Ternyata acara kita disambut langsung oleh Gubernur Lampung itu sendiri yakni bapak M. Ridho Ficardo. Nampak jelas papan reklame depan bandara ada foto besar bapak Gubernur dengan teks ucapan selamat datang peserta Coffee Business Meeting. Papan reklame itu ternyata tak hanya satu sisi, tapi juga dua sisi. Otomatis, setiap orang yang melintas jalan ini juga akan lihat dengan jelas papan reklame tersebut. Keren!


Papan Reklame Sambutan Peserta Coffee Business Meeting

Hari pertama kita menginap di hotel Arnes kota Bandar Lampung Selasa, (1 Oktober 2017). Oh iya, tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kopi dunia loh. Aku sekamar sama Farichatul Jannah. Satu hari ini belum ada acara atau kegiatan. Lebih ke prepare apa-apa aja yang dibutuhkan buat acara besoknya. Aku dan beberapa panitia langsung cek ke lokasi buat besok yang tempatnya ada di Pavilion Resto dan Cafe. Jarak dari hotel ke lokasi tak begitu jauh kalau di Google Map aku lihat sekitar 3,6 Km.

Lokasi acara Pavilion Resto dan Cafe enak dan cozy banget buat nongkrong. Apalagi di lantai dua yang langsung menghadap pantai dengan pemandangan hamparan bukit-bukit. Hembusan angin dan udara yang sejuk membuat cafe ini terasa nyaman meski tak menggunakan pendingin ruangan. Koneksi Internet yang ditawarkan juga kenceng pake banget.

Lokasi Acara Pavilion Resto dan Cafe

Sebagian panitia yang lain mengatur pembagian kamar hotel dan melakukan penjemputan dari bandara ke hotel termasuk juga para narasumber. Ngomongin soal narasumber, sebagian ada yang diambil dari Lampung dan Bintangnya itu adalah Muhammad Aga, barista berprestasi, pemilik Coffee Smith Jakarta dan aktris film Filosofi Kopi II. Rencana awal tadinya bukan Aga, tapi Rio Dewanto, karena waktunya ternyata tak memungkinkan akhirnya digantikan sama Aga.

Adapun pembicara lain yang datang dari Lampung ada bapak Karjo Matajat (quality grader robusta), Pranoto Soenarto (ahli kopi internasional), Moelyono Soesilo (eksportir dan CEO Taman Delta Indonesia).

Mempertemukan Petani dan Pembeli
Acara Coffee Business Meeting juga sebagai ajang dan kesempatan yang berharga mempertemukan para pembeli dan petani. Tak main-main, banyak dari peserta adalah pemilik kedai kopi atau pemilik cafe. Sebagian datang dari luar negeri, kayak Malaysia dan Brunai Darusalam. Entah angin apa sehingga mereka bisa ikutan acara ini. 😀

Selama inikan petani biasanya menjual hasil panen biji kopinya tidak langsung ke pembeli tetapi ke para penadah, pihak ketiga, atau ke-empat terlebih dahulu. Rantai jual-beli biji inilah yang bikin harga dari petani jatuh. Maka pas banget kalau acara ini mengusung tagline "Aku penikmat kopi, aku peduli petaninya."

Tagline Kaos Coffe Business Meeting

Adapun biji kopi yang dimaksud fine robusta sudah pasti dari biji kopi robusta. Arti kata fine sendiri lebih mengarah kepada istilah petik merah. Jadi, fine robusta adalah biji kopi robusta yang dipetik benar-benar warna merah atau sudah masak, tidak bolong, rusak, atau dimakan hama. Rasanya pun tidak kalah dengan arabika.
*****

Selain seminar santai dengan para nara sumber yang sangat kompeten di bidangnya, di pertengahan acara juga ada demo barista yang langsung dilakukan oleh Aga dan barista lainnya. Dari sini kita banyak belajar bahwa rasa kopi yang enak bukan sekedar dari pemilihan pemetikan biji kopi yang merah saja, tapi juga dipengaruhi dengan tingkat panas air yang digunakan untuk menyeduh kopi itu sendiri. Agar akurat, aku liat Aga juga membawa alat pengukur suhu panas air. Tidak hanya itu, takaran gram kopi dan proses saat kopi disangrai pun menentukan. Tempat penyimpanan dan lamanya kopi disimpan pun berpengaruh. Sampai segitunya yah untuk urusan minum kopi. Kalau bukan penikmat kopi sejati susah membedakan mana kopi enak dan tidak. Luar biasa, jadi banyak ilmu dan pengalaman yang didapat.

Kegiatan Seminar Coffee Business Meeting

Dalam acara ini juga ada pemateri fotografer Ferry Ardianto. Kabarnya, hasil foto-foto keren dari peserta yang juga ada dari fotografer akan dipamerkan di Jakarta. Waaah, keren yah. Ini bukan soal kopi, tapi juga mengangkat Lampung dan petaninya sebagai kota kopi yang berkualitas.

Agar sesuai dengan agenda dan berjalan lancar, seusai dari acara di Pavilion Resto dan Cafe, rombongan bergegas menuju Liwa, Lampung Barat. Perjalanan kurang lebih memakan waktu tujuh jam ditempuh jalur darat dengan dua bus. Kalau dari Jakarta, kira-kira jaraknya dari Jakarta ke Indramayu. Meskipun lama jarak tempuhnya, dalam bus tersebut sebagai ajang atau kesempatan untuk saling mengenal dan mungkin saja menjalin bisnis.

Di Liwa kita menginap di mess miliknya AEKI Lampung. Sampai Liwa kira-kira jam 11 malaman. Sesampainya di Liwa, kita pun segera istirahat untuk acara besoknya keliling kebun kopi sekaligus melakukan pemotretan, lomba kopi, dan kemudian balik lagi ke Bandar Lampung.

Ditemani oleh pemandu, peserta antusias berkeliling kebun sembari mendengar penjelasan pemandu, sesekali mereka bertanya tentang kopi robusta yang ada di kebun. Sembari istirahat disusul sarapan pagi dan memakan rebusan kayak jagung dan ubi-ubian, mereka pun mendengarkan para petani yang menyampaikan harapannya ke depan. Kita juga sempat berkunjung ke Ratu Luwak yang ada di Liwa.

Hampir seharian penuh acaranya dan singkat cerita akhirnya rombongan kembali lagi ke Bandar Lampung. Sesampainya di hotel malam hari di hotel Arnes lagi. Peserta yang dari Lampung ada yang langsung pamitan sebelum turun dari bus, sementara yang dari Jakarta harus kembali dan menginap di hotel Arnes. Keesokan paginya baru kita berkemas-kemas untuk check out dari hotel dan ke Bandar Lampung untuk pulang.
*****

Aktor Dibalik Coffee Business Meeting
Fahuri Wherlian Ali KM, selaku kepala bidang Perkebunan dan Peternakan Disbunak Provinsi Lampung adalah aktor dibalik kesuksesan acara ini. Dia pecinta kopi dan kopi sudah merupakan panggilan dan bagian dari jiwanya.

Mimpinya ingin membuat petani kopi maju dan sejahtera. Karena ia melihat, betapa banyak kehidupan petani yang begitu-begitu saja, dan malah terpuruk oleh permainan harga. Namun begitu, kadang petani juga sulit dibilangin... Sulit dibuka mindset-nya tuk maju dan berkembang bersama. Mereka cepat sekali puas dan cenderung asal-asalan dalam menanam kopi yang membuat harganya terus jatuh.

Pak Wherli begitu panggilan akrabnya, dengan penuh kesabaran membangunkan kesadaran mereka tuk bangkit dan mengubah pola pikir cepat puas itu. Nah, dalam kesempatan Coffee Business Meeting kemarin, di depan mata Pak Wherli sejumlah petani kopi berkomitmen ingin berubah memperbaiki kualitas tanam yang baik. Pak Wherli sangat terharu hingga meneteskan air mata. (ini nyata loh).

Pak Wherli, sedang menyampaikan sambutan

Selama menjelang pelaksanaan Coffee Business Meeting, Pak Wheli yang juga merupakan inisiator Lacofest - event kopi terbesar di Lampung 2016, begitu gigih menjalin hubungan baik dengan petani maupun industri hilir di kedai dan cafe di Lampung. Hasilnya, 7 pengusaha cafe berhasil mau solid dan tertarik ikut Coffee Business Meeting dan memperkenalkan kopi robusta terbaik dan fine robusta kepada hampir 40 buyer dari Jakarta, Tanggerang, Bogor, Semarang, Surabaya, bahkan Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Ke-7 kedai kopi tersebut itu adalah Dr. Coffee, De Lampung Coffee, Galigo Coffee, kopi 49, Hasti Coffee, Ulubelu Coffee, dan Tunas Coffee.

Pak Wherli gigih membangun hubungan dengan para kedai kopi, karena biar bagaimanapun juga, kemajuan bisnis kopi tak akan berjalan dengan sinergi apalagi bisa terwujud jika kedai kopi dan kafe tidak mendukung kopi lokal dan menyuguhkan kopi terbaik - Fine Robusta.

Alhamdulillah Pak Wherli dengan ketulusannya telah berhasil mensolidkan elemen-elemen bisnis kopi robusta Lampung. Ia tak ingin berhenti sampai di sini, kini meski telah berpindah tugas di dinas lain, ia tetap bersemangat dan menguatkan misi serta berupaya kuat membangun jaringan bisnis kopi yang menguntungkan semuanya: petani dan pebisnis kopi.

Pengalaman yang sangat berharga, dari sini kita jadi banyak belajar tentang kopi itu sendiri serta masalah-masalah yang dihadapi oleh para petaninya. Akhir kata, aku penikmat kopi, aku juga peduli petaninya, dan salam blogger! ● Dede Ariyanto

1 comment:

  1. Aku perna ke Dr.Coffee, disana kopi lokal semua. Seruuu

    ReplyDelete

Terimakasih yah udah ngunjungi blogku ini. Maaf banget, komentar yang isinya iklan, link hidup, sara, pornografi dan spam bakalan aku hapus!


Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog