Wednesday, 23 December 2009

Global Warming dan Gaya Hidup

Geliat suhu panas bumi semakin terasa, setidaknya 18 tahun sudah suhu bumi mengalami titik suhu panas. Sehingga kampanye tentang pemanasan global terus digalakan.*

Pada tahun 1990-2000 kampanye tentang global warming terus digencarkan oleh dunia. Memasuki usia kampaye tersebut sudah 18 tahun jalan. Kampaye terus digalakan melalui media cetak, elektronik, dan aksi sosial. Beragam slogan, icon, dan acara televisi menayangkan dampak dan seruan kesadaran masyarakat dunia tentang issue global warming. Bahkan di Indonesia masih segar dalam ingatan kita. Bali ditunjuk sebagai tempat konferensi dunia yang di hadiri kurang lebih 10 ribu dari 180 negara pada tanggal 3-12 desember 2007 oleh persiden Susilo Bambang Yudhoyono.

(Picture was taken from Antara.doc)

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah temperatur bumi semakin menurun ataukah semakin memanas? Berdasarkan data dari kampanye Eart crisis wwf Indonesia menunjukan angka yang tidak signifikan. Artinya suhu bumi ternyata kian meningkat.

Taukah kamu sobat MuDa? Jika hal ini terus terjadi, maka dengan sendirinya lambat tahun akan terjadi bencana besar. Angin puting beliung baru bagian kecil dari dampak global warming yang akhir-akhir ini melanda di beberapa daerah di mulai dari kota Yogyakarta, merupakan sebuah bukti nyata dari efek pemanasan global yang mampu memporak-porandakan bangunan layaknya silet tajam yang menyayat-nyayat. Penebangan dan pembakaran hutan liar menjadikan banjir. Hal ini diperparah dengan racun yang dihasilkan oleh pabrik industri. Karena gas tersebut mengandung racun yang berbahaya berupa CO2, CH4, N2O, HFCS, PFCS, dan SF6 belum lagi dengan pembakaran gas rumah tangga.

Sobat muda secara sederhana, global warming terjadi karena pengaruh efek rumah kaca dan faktor pendukung lainnya. Salah satu faktor tersebut adalah gaya hidup yang keliru. Global warming bisa dicegah atau setidaknya diminimalisir dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti menggunakan hasil pembakaran BBM (Bahan Bakar Minyak) mobil dan motor seperlunya. Kemudian mematikan kipas angin, mematikan TV, kulkas, komputer dan peralatan elektronik lainnya jika tidak perlu. Mengapa demikian? Disamping menghemat energi listrik, juga karena kebiasaan hidup yang salah ini, terutama di kota-kota besar jika dilakukan secara bersama-sama dapat mengakibatkan gas panas yang mampu menyulut salah satu penyebab terjadinya global warming. Biasakan menguruk sampah (bukan sampah plastik). Jangan membakar sampah. Sedangkan untuk sampah basah dapat diubah menjadi pupuk organik. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi kerajinan industri rumah home industri. Seperti tas plastik yang sedang tren. Maka dari itu jadilah sahabat bumi dan stop global warming.

Selanjutnya secara preirodik pemerintah harus melakukan pengawasan terhadap pabrik-pabrik industri besar. Jangan mudah memberikan ijin legal jika dapat mengganggu kehidupan manusia. Terus optimistis melakukan kampanye global warming. Hal tersebut dapat maksimal jika masyarakat mempunyai kesadaran tehadap lingkungan. Jika ini dilakukan masyarakat dunia. Maka tidak akan terjadi global worming. Semoga.

0 comments:

Social Media

Facebook Twitter Instagram YouTube Google+ e-Mail

Karya Buku





Viva Blog

Komunitas Blogger

Indoblognet
BloggerCrony Community


Komunitas ISB

Blogger Reporter Indonesia

Populer Post

Blog Archive

Labels

Arsip Blog