SIAPA yang nggak kenal sama Apple? Perusahaan yang bermarkas di Silicon Valley, Cupertino, California ini selalu menjadi idaman atau impian bekerja orang-orang di seluruh penjuru dunia.

Produk-nya pun selalu laris manis di pasaran bak kacang goreng meski harganya relatif mahal. Setiap tahun, orang-orang rela mengantre bahkan sampe ada yang menginap segala di depan Apple Store dengan cara berkemah demi mendapatkan predikat orang pertama yang beli iPhone keluaran Apple terbaru.


Produk tersebut tak lain adalah iPhone, smartphone pintar besutan Apple yang juga selalu menjadi impian orang untuk memilikinya.

iPhone memang beda dengan smartphone manapun di dunia ini. Setidaknya, hingga saat ini tercatat iPhone masih terbaik dalam hal sistem operasi yang digunakan jika dibandingkan dengan BlackBerry, Windows Phone, bahkan Android.

Keunggulan tersebut terletak pada sistem operasi yang digunakan yakni iOS. Jika di antara kamu ada yang pernah menggunakan iOS, pasti bisa membedakan dan akan mengerti mengapa pengguna Apple banyak yang loyal dan suka dengan sistem operasi tersebut.

Setidaknya sistem operasi iOS sangat sulit terkena virus bahkan selama pengalaman aku pake iPhone nggak kena virus sama sekali, mudah digunakan antar mukanya (user interface) dan yang terpenting cepat dalam mengakses setiap menu dan fitur yang ada di iPhone. Hampir jarang mengalami lag atau delay. Bisa dihitung dengan jari.

Tentu di antara kalian pasti banyak yang penasaran dan ingin tau bagaimana membuat sistem operasi iOS terbaik tersebutkan?

Resmi Dibuka di Kawasan BSD
Nah, kebetulan siang tadi aku dan beberapa teman blogger Kompasiana berkesempatan menghadiri dan mengikuti peresmian dibukanya Developer Academy Apple di kawasan BSD, tepatnya ada di Green Office Park 9 BSD Senin, (7/5/2018).

Acaranya sangat meriah, dihadiri rekan media, bahkan untuk pengambilan foto aku yang termasuk berawakan bongsor saja susah untuk mengambil moment karena terhalang camera media yang juga nggak mau terlewat moment. Aku juga liat ada beberapa media asing yang meliput acara ini.

Ada juga sesi presentasi dari siswa Binus yang rata-rata semester akhir mempresentasikan karya atau prototipe apps iOS yang didapat dari program Developer Academy ini. Salah satunya ada dari TallX dan S.A.F.E.


Selain bagus dalam mempresentasikan apps buatan mereka, para mahasiswa ini pun lancar dalam presentasi berbahasa Inggris. Kabaranya, dalam event ini dihadiri juga oleh Lisa Jackson, selaku wakil Presiden Apple untuk bidang Lingkungan Hidup, Kebijakan dan Inisiatif Sosial.

"Kami sangat gembira bisa membuka Apple Academy di Jakarta untuk membantu menyediakan pengembang masa depan dengan kemampuan yang mereka perlukan untuk mengembangkan aplikasi iOS dan bergabung dalam perekonomian berbasis aplikasi yang berkembang pesat.

Masih menurut Lisa Jackson, "Komunitas pengembang kami yang kreatif telah membantu membuat App Store sebagai platform aplikasi terbaik di dunia dan ada kesempatan yang tidak terbatas bagi orang dari berbagai usia di Indonesia untuk menciptakan aplikasi baru yang bisa dinikmati oleh orang di seluruh dunia."

Gayung bersambut, Profesor Dr. Harjanto Prabowo, selaku Rektor Universitas Binus menyambut dengan gembira. "Kami sangat gembira bisa bekerjasama dengan Apple untuk membantu memberdayakan perekonomian berbasi aplikasi di Indonesia dengan menciptakan pengembang kelas dunia di Apple Developer Academy. Kami sudah menerima banyak tanggapan positif dari siswa, yang tengah membuat kemajuan yang besar dalam mengembangkan aplikasi yang kreatif dan berfungsi penuh. Menjadi seorang pengembang dan menciptakan aplikasi yang inovatif untuk masyarakat Indonesia dan konsumen di seluruh dunia adalah sebuah langkah positif untuk membangun literasi dan ekosistem digital yang kuat untuk masa depan.

Buat kalian yang tertarik dan ingin bergabung dengan kelas pelatihan khusus ini, info selengkapnya bisa mengakses tautan berikut ini http://binus.ac.id/developer-academy/

Mengapa di Kawasan BSD?
Apple sengaja memilih kawasan BSD City yang dikembangkan oleh Sinar Mas Land karena memiliki infrastruktur yang lengkap untuk menunjang kegiatannya dan ekosistem digital yang semakin berkembang.

Sudah tidak asing lagi bahwa saat ini Sinar Mas Land selaku pengembang kota mandiri BSD City sedang gencar menghadirkan fasilitas dan infrastruktur berbasis teknologi di kota satelit tersebut.

Hal ini ditujukan untuk merealisasikan rencana perusahaan yang ingin menjadikan BSD City sebagai "The First Integrated Smart Digital City" yang didukung dengan sistem, fasilitas, serta infrastruktur teknologi dan digital untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.

Keberadaan infrastruktur jaringan fiber optik tentu semakin memperkuat keunggulan BSD City karena didukung akses internet dan kecepatan pengiriman data, high resiliencies fiber backbone, keterbukaan akses untuk fleksibilitas, hingga kesiapan pelayanan cloud kelas dunia.

Selain itu, sudah disediakan aplikasi mobile yang terintegrasi dan dapat diakses seluruh masyarakat BSD City. Aplikasi tersebut berupa e-wallet, community platform, loyalty programs, dan business performance management solutions.

Dari sisi infrastuktur, BSD City membangun sendiri jaringan fiber optic yang merupakan tulang punggung konektivitas, juga CCTV yang tersebar di sejumlah area yang dapat dipantau melalui command center, dan tak luput menyediakan layanan free Wi-Fi di area publik. Bahkan aku sempat test koneksi jaringan wireless di sini dengan speedtest, hasilnya mencengangkan tembus hingga 64Mb/Second.

Tranformasi ini diharapkan dapat membuat kualitas hidup para penghuni BSD lebih baik. Komitmen BSD City tak hanya sebatas hal di atas, transformasi ini berlanjut dengan mengalokasikan satu kawasan untuk komunitas Digital, yakni Digital. ● Dede Ariyanto